April 30, 2008
There might be many teenagers out there that show their fondness of splurging on indulgences, but few would show their fondness of compassionately caring and helping for others. The young Manohara Pinot has just adopted two children - one with special needs - to be taken care of at her house. With Indonesian and French descent, she calls Cannes her home and Jakarta her ‘new’ home.
She started her love for fashion at an early age. She loves Roberto Cavalli dresses, Christian Louboutin shoes, Birkin bags, Audemars Piguet and Roger Dubuis watches just to name a few. A close source said that Manohara is exteremely down-to-earth, unlike any other women you see toting Birkins on Louboutin heels, “She is beautiful, outside and inside,” added our source.
Besides preparing to enroll in public relations major at a university in Jakarta, this soft-spoken young lady enjoys painting and writing in her free time. With beauty and grace that resemble Marella Agnelli, combined with such an impeccable manner, Manohara always looks effortlessly elegant and stunning.
klip video ehsan : greenboc
klip video ehsan : membangunlah
klip video ehsan : mappln
Kasus Manohara Mulai Goyang Malaysia
Deplu Akan Pertemukan Keluarga dengan Manohara.
Kasus model Indonesia Manohara Odelia Pinot, 17, yang diduga disiksa oleh suaminya, Tengku Muhammad Fakhry, putra Raja Kelantan Malaysia, kini mulai menjadi pemberitaan di media massa Malaysia, terutama media online.
Malaysiakini.com misalnya, menurunkan berita berjudul “Kerabat Kelantan Didakwa Dera Istri Model” dengan memuat foto cover harian Surya edisi Selasa 21 April 2009 yang menurunkan tulisan berjudul “Model Indonesia Disilet Pangeran Malaysia” lengkap dengan foto Manohara berpakaian kerudung warna orange serta foto suaminya yang juga Pangeran Kerajaan Kelantan itu.
Seorang editor situs online di Malaysia ketika dikontak mengatakan, “Biasanya keluarga istana Kelantan tidak akan memberikan keterangan pers, namun begitu kami siap-siap jika mereka menanggapi berita ini karena masalah ini sudah menyangkut hubungan dengan negara tetangga,” katanya.
Beberapa warga Malaysia juga mengatakan, jika ada kasus kriminal yang menyangkut keluarga Sultan, biasanya tidak muncul menjadi berita, atau kasusnya ditutup dan dianggap tidak ada.
Para situs berita Malaysia mengaku akan terus mengembangkan berita ini dengan mewawancarai politisi atau pejabat pemerintahan negara bagian Kelantan.
Sementara itu, pihak Kesultanan Kelantan merespons surat yang dikirimkan Departemen Luar Negeri (Deplu) RI untuk meminta kejelasan nasib Manohara, yang oleh ibunya, Daisy Fajarina, dikatakan telah disekap dan disiksa suaminya.
Kemungkinan besar Sultan Kelantan akan mengizinkan Manohara bertemu dengan keluarganya. “Ada sinyal positif dari pihak keluarga Kesultanan untuk mengizinkan keluarga Manohara berkunjung ke Malaysia,” ungkap Juru Bicara Deplu RI, Teuku Faizasyah saat dihubungi di Jakarta, Rabu (22/4).
“Kita akan fasilitasi melibatkan keluarga, agar bisa bertemu. Kita sedang upayakan mudah-mudahan ada realisasi. Pihak Malaysia sudah memberikan sinyal positif,” tambah Teuku Faizasyah.
Sebenarnya, sudah sejak minggu lalu Deplu sudah meminta jasa baik dari Kementerian Luar Negeri Malaysia terkait persoalan Manohara dan suaminya, Pangeran Kerajaan Kelantan Tengku Muhammad Fakhry.
Seperti diberitakan Surya sebelumnya, Manohara dan Tengku Fakhry menikah pada 26 Agustus 2008 di Kelantan pada saat usianya 16,5 tahun. Namun seperti penuturan ibunya, Daisy Fajarina, Manohara mengaku kerap diperlakuklan kasar oleh suaminya.
Sampai kemudian Manohara kabur pulang ke Jakarta.
Tapi setelah itu, keluarga Daisy sering kedatangan tamu yang mencoba membawa kembali Manohara ke Kelantan. Sampai akhirnya Tengku Fakhry membujuk dengan mengajak ibadah umrah bersama.
Karena niatnya baik, keluarga Manohara mengizinkan. Maka pada 25 Februari 2009, berangkatlah mereka menuju Jeddah, Arab Saudi, dengan pesawat MAS. Daisy dan Dewi Sari Asih, kakak Manohara, juga diajak serta umrah.Namun pada 9 Maret 2009 saat rombongan bermaksud kembali ke Jakarta, Tengku Fakhry membawa paksa Manohara menaiki pesawat Challenger 300 milik Berjaya Air dan langsung terbang ke Kuala Lumpur meninggalkan Daisy dan Dewi di Bandara Jeddah, Arab Saudi. Karena itulah, Daisy menyebut Tengku Fakhry telah menculik dan menyekap anaknya yang hingga kini tak diketahui nasibnya.
Setelah peristiwa itu, pihak keluarga Manohara mengaku dicekal oleh imigrasi Malaysia dengan alasan ada permintaan dari Kerajaan Kelantan. Kakak Manohara, Dewi Sari Asih menjelaskan pada 19 Maret lalu, ibunya, Daisy Fajarina berangkat ke Malaysia bersama pamannya, Tajaludin. Namun saat tiba di Kuala Lumpur, pihak imigrasi Malaysia tak mengizinkan mereka masuk tanpa penjelasan apa pun.
Manohara adalah putri kedua pasangan Daisy Fajarina dan Reiner Pinot Noack, pria berkebangsaan Prancis. Dari pernikahan yang berakhir dengan perceraian ini, Daisy memiliki dua putri yaitu Dewi Sari Asih dan Manohara Odelia.
Sedangkan Tengku Fakhry merupakan putra Raja Kelantan, Sultan Ismail Petra. Ibunya bernama Tengku Anis. Fakhry, yang merupakan putra ketiga, memiliki tiga saudara. Masing-masing Tengku Muhammad Faris Petra, Tengku Muhammad Faiz Petra dan Tengku Amalin A’lshah Putri.
Dinyatakan Bahagia
Setelah berhari-hari bungkam, pihak Istana Kelantan akhirnya buka suara. Kerabat Kerajaan Kelantan membantah kabar Manohara disiksa suaminya. Mano, panggilan Manohara, bahkan disebut tengah berbahagia. “Mano lagi bahagia. Malah udah gemuk lagi,” kata seorang kerabat Kerajaan Kelantan yang enggan disebutkan namanya, melalui surat elektronik kepada detik.com, Rabu (22/4).
Kerabat Kerajaan Kelantan itu menjelaskan Tengku Fakhry sangat mencintai Mano dan tidak bakalan melakukan kekerasan dalam rumah tangga seperti dinyatakan Ibunda Mano. “Tengku Fakhry itu bukan tipe gitu,” sebut dia.
Seorang wartawan Malaysia juga mengungkapkan bahwa Manohara baru membuat acara “Temu Mesra dengan Istri-Istri Wakil Rakyat dengan Cik Wan Temenggung”, pada Sabtu, 18 April 2009 di Grand Riverview Hotel.
“Yang dimaksud dengan Cik Wan Temenggung itu adalah Manohara Odelia Pinot. Dia memperkenalkan diri dengan istri-istri wakil rakyat Kelantan. Manohara hadir bersama dengan suami. Tidak ada tanda-tanda beliau disiksa,” kata seorang wartawan di Kota Bahru, Kelantan yang hadir pada acara itu, Rabu (22/4).
Wartawan ini juga mendengar ada rencana istana Raja Kelantan akan memberikan keterangan pers, setelah berita kasus ini dimuat di Malaysiakini.com. “Kami sudah siap-siap menunggu panggilan. Rencananya sore ini mau ada jumpa pers tapi belum tahu jam berapa tepatnya,” kata wartawan senior itu.
Media online itu hari ini menurunkan berita adanya sebuah blog yang muncul tiba-tiba menampilkan satu album foto Manohara Odelia Pinot sedang santap siang dengan suaminya dan kelihatan mesra.
Terkait rilis foto-foto itu, Daisy Fajarina menyebut sebagai foto-foto dokumentasi.
Daisy menuturkan, seseorang yang sangat dekat dengan Istana Kelantan mengatakan kepada dirinya bahwa keluarga kerajaan memperlakukan Manohara seperti sebuah property yang bisa diperlakukan bagaimana saja. Mereka mengambil banyak gambar Manohara untuk membuktikan bahwa dia dalam keadaan baik dan bahagia. Sumber itu menyebutkan kalau Manohara selalu dipaksa untuk terus tersenyum kepada public, kata Daisy.
Terkait sinyal positif dari Kesultanan Kelantan yang bersedia mengizinkan keluarga Manohara berkunjung ke Malaysia, Daisy menyambut baik. “Kalau memang diizinkan kita sambut baik, karena memang itu yang diperjuangkan agar kita bisa ketemu Manohara,” ujar Daisy Fajarina, Rabu (22/4).
Namun demikian, Daisy tetap akan mengadukan masalah ini ke Komnas Hak Asasi Manusia (HAM), Kamis (23/4) hari ini. “Intinya melaporkan agar ini bisa difasilitasi antara ibu (Daisy) dengan institusi-institusi lainnya,” katanya. Rencannya, lanjut Daisy, dirinya bersama tim pengacara dipimpin OC Kaligis akan bertandang pukul 10.00 WIB.
Secara terpisah, Komnas HAM mendesak Pemerintah RI melakukan tekanan terus-menerus atas kasus Manohara. Tekanan diperlukan karena kasus ini menggunakan hukum Malaysia. “Langkah hukumnya ini menggunakan hukum setempat yang berlaku. Tapi di luar itu keluarga korban bisa meminta pemerintah yang diwakili kedutaan untuk memberikan perlindungan,” ujar komisioner Komnas HAM bidang pendidikan dan penyuluhan Yosep Adi Prasetyo, Rabu.
Karena menggunakan hukum setempat, maka pemerintah RI harus berkoordinasi dengan aparat setempat untuk menangani kasus ini. “Karena tidak mungkin polisi Indonesia ke sana dan menangkap Pangeran Kelantan. Pemerintah harus terus berupaya, kalau memang disandera ya dibebaskan dulu, kalau disiksa mendorong supaya pemerintah Malaysia memproses hukum,” jelas Yosep. ant/wk/oz
artikel asal : SuryaOnline
*NUMPANG PROMO, ya..
ReplyDeleteRasakan dan Nikmati kesegaran dan kebugaran didalam tubuh anda.... pria dan wanita, loch. Semua keluhan yang Anda rasakan disini solusinya... Langsung dari hp anda, hanya dengan ketik REG BUGAR kirim ke 9789(khusus Telkomsel) berbagai tips tips kebugaran bisa langsung didapat. Dijamin PRIA dan WANITA pun puas bs merasakan khasiatnya. Berani mencoba..!!!!